Jika Aku Menjadi Dokter Intership di Desa Cibanten

Nama saya Nopi Indrianisa, mahasiswa tingkat tiga di Fakultas Kedokteran  Universitas Padjadjaran. Selama tiga tahun saya kuliah banyak ilmu kedokteran yang telah saya pelajari, banyak buku yang telah saya baca, dan banyak artikel atau jurnal yang saya telah ulas. namun pengaplikasiannya masih berupa teori. Selama saya di Fakultas Kedokteran selalu diajarkan untuk berinteraksi dengan orang lain karena pekerjaan saya nanti adalah melayani orang lain. Salah satu bentuk pengaplikasian dari hasil belajar saya selama tiga tahun ini adalah Kuliah Kerja Nyata, program pengabdian sebulan yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran.

Salah satu program rutin dari Universitas Padjadjaran adalah KKNM  (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) – PPMD integratif gelombang II periode Juli 2017, dimana program ini dibentuk untuk mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi yang salah satu poin pentingnya adalah pengabdian terhadap  masyarakat.

KKNM  (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) – PPMD integratif gelombang II periode Juli 2017 yang saya ikuti ini mengikutsertakan dua puluh  mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas dan dilaksanakan di satu desa yaitu Desa Cibanten, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.

Awal kami datang ke Desa Cibanten tepat pukul 20.00 tanggal 12 Juli 2017. Kami menempuh perjalanan dari Jatinangor-Cibanten sekitar 12 jam.  Kedatangan kami langsung disambut oleh Kepala Desa Cibanten  beserta jajarannya di balai Desa Cibanten. Mulai saat inilah kedatangan kami disambut secara formal.

Pada hari pertama di Desa Cibanten kami mulai melaksanakan rapat perdana yang  bertujuan untuk merayakan peresmian gedung Balai Desa dan aula serta diadakan diskusi dengan warga mengenai informasi wilayah Desa Cibanten secara informal.

Setelah satu hari itu, kami mengikuti pengajian di mesjid bersama warga lokal. Setelah pengajian selesai pada hari tersebut saya sengaja mengajak salah satu warga berinteraksi untuk mengetahui kondisi kesehatan warga didesa cibanten. Nama warga tersebut adalah ibu mimin, beliau menceritakan segala keluh kesah nya terkait permasalahan kesehatan yang pernah dialami oleh anaknya. Anaknya pernah mengalami sakit gastritis kronis sampai harus dibawa ke klinik swasta yang ada di kecamatan cijulang yang jaraknya itu sekitar 17 KM dari desa cibanten dengan medan yang berbukit dengan tanjakan curam dan turunan terjal serta melewati hutan.

Program kerja yang saya lakukan bersama peserta KKN lain berkaitan dengan aspek Kesehatan adalah penyuluhan hipertensi,pemeriksaan kesehatan gratis, mengajari anak sikat gigi dan cuci tangan yang yang benar. Secara keseluruhan Warga Desa Margaharja sangat antusias dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan.

Pada tanggal 22 juli 2017, kami melaksanakan program penyuluhan hipertensi dan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis seperti ; pengukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah. Dari hasil anmnesa dan pemeriksaan tekanan darah, saya menemukan sebagian warga yang mengalami hipertensi diakibatkan karena pola makan masyarakat yang sangat tidak teratur. Dan lebih parahnya lagi, saat mereka merasakan adanya gejala hipertensi mereka langsung meminum obat keras, seperti captopril yang mana obat tersebut adalah satu obat yang harus dikonsumsi dengan resep dokter.

Salah satu permasalahan yang dikeluhkan warga adalah jumlah petugas kesehatan di Desa Cibanten sangat kurang memadai. Di Desa Cibanten tidak ada satupun dokter, yang bertugas di Desa tersebut, hanya ada beberapa perawat dan bidan desa, bahkan puskesmas pun tidak ada, hanya ada pustu. Saya mulai berpikir bagaimana jika ada warga desa yang sakit parah pada malam hari , kemana dia akan dibawa? Atau dibiarkan mati begitu saja saat di perjalanan ke rumah sakit karena tidak ada dokter disana. Pikiran itu mengusik saya untuk berbuat sesuatu.

Hal utama yang saya akan lakukan adalah menjadi dokter intership di Desa Cibanten, kecamatan Cijulang, dengan menjunjung tinggi aspek dari sumpah dokter , terutama pada poin 7 yang berbunyi “Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial”. Kembali ke masalah kesehatan yang tadi, tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan tapi tak adanya petugas kesehatan yang tersedia jika lama – lama dibiarkan akan menguap kesadaran masyarakat itu. Dengan tingginya kesadaran masyarakat tugas saya disini hanya menggiring agar kesadaran itu tidak turun dan terus tumbuh hingga mencapai angka harapan hidup yang tinggi. Saya akan mempertahankan kegiatan kesehatan yang sudah berjalan di Desa ini dan mengevaluasi setiap kegiatan agar maksimal hasilnya dan jika perlu menambah program – program baru agar tercipta kesehatan masyarakat yang stabil.

Dengan tersedianya Dokter yang siaga 24 jam serta kesadaran masyarakat akan kesehatan yang tinggi di Desa Cibanten serta desa – desa lain di Kecamatan Cijulang secara langsung akan meningkatkan segala aspek pendidikan, ekonomi, pemerintahan, kebudayaan untuk lebih maju lagi.