Integritas Dokter



Integritas Dokter

Integritas merupakan salah satu kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi- ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer” yang berarti :
·         Sikap yang teguh mempertahankan prinsip, tidak mau korupsi, tidak menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
·         Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran.
Mereka senantiasa memilih yang benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari integritas seseorang. Mengatakan kebenaran secara bertanggungg jawab.
Dokter menurut kamur besar bahasa Indonesia adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya.
Harus diakui pencitraan dokter dalam masyarakat begitu mulia dalam segala hal. Warna-warni perilaku kedokteran menghiasi panggung integritas di negeri ini, mulai dari cerita pengabdian dokter yang menyentuh hati seperti yang dipotretkan di acara salah satu televisi swasta hingga berita dokter yang menjadi penghuni di balik jeruji besi. Produk dokter Indonesia tidak sama dari jaman ke jaman seiring dengan menjamurnya Fakultas Kedokteran dan biaya kuliah yang dihargai amat tinggi.
Integritas seorang dokter diuji betul ketika dia sudah berada di tengah-tengah masyarakat. Pasang surut keteguhan memegang janji profesi adalah hal biasa ketika melakukan pelayanan sehari-hari. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang kadang sulit dihindari, contohnya dokter yang terikut arus mempromosikan susu formula tertentu berandil mengingkari janji profesi meskipun dia paham bahwa makanan yang terbaik untuk bayi baru lahir adalah ASI. Ini kadang tak disadarinya karena ia mengemban loyalitas terhadap institusi dimana dia bekerja yang mendapat sokongan dari perusahaan susu formula dalam penyelenggaraan pelayanan medis. Contoh serupa juga nyata, saat dokter meresepkan obat paten tertentu atas permintaan sponsor perusahaan obat yang menjalin kerjasama dengan bagian farmasi RS tempat dia bekerja.
Pelanggaran kode etik profesi yang secara nyata mencoreng nama baik Ikatan Dokter Indonesia sudah jelas merupakan gambaran yang mewakili rusaknya integritas sebagian tenaga medis. Berita ekstrim yang sering kita baca adalah tindakan berbau kriminalis yang dilakukan oleh oknum dokter dengan melakukan aborsi provokatif atas permintaan pasien yang terjerumus hubungan gelap dan mengandung anak diluar pernikahan (Vivanews, 12 Maret 2012). Tindakan ini sangat mencederai citra profesi dokter yang mulia dimana dalam sumpahnya ada bagian yang menyebut akan menjaga kehidupan mulai saat pembuahan.
Intimidasi pasien terhadap dokter tak hanya pada masalah-masalah ekstrim seperti diatas. Pada pelayanan sehari-hari dokter tak jarang merasa dalam tekanan ketika pasien menghujani permintaan pengobatan yang tidak rasional dengan permintaan injeksi tanpa indikasi atau obat-obatan antibiotik bergolongan tinggi dengan maksud penyakit dari pasien tersebut cepat sembuh. Di daerah-daerah dimana masyarakat nya kurang teredukasi (terpencil & terpelosok) mereka lebih senang keluar dari puskesmas dengan membawa sekantong obat daripada mendapatkan penyuluhan tentang perilaku bersih dan pola hidup yang sehat. Bentuk ujian lain yang terjadi adalah tatkala ketika dokter berada dalam kebimbangan untuk membubuhkan tanda tangan di atas surat keterangan sakit atas permintaan pasien sehat yang kebetulan tokoh masayarakat.
Ditulis oleh : Nopi Indriannisa
FK UNPAD'14

Komentar

Postingan Populer